Lanjut ke konten

STRUKTUR BAHASA INDONESIA (SINTAKSIS)

Februari 28, 2012

Pendahuluan
Sintaksis disebut juga ilmu tata kalimat yang menguraikan hubungan antar unsur bahasa untuk membentuk sebuah kalimat. Relevansi Sintaksis difokuskan pada unsur-unsur pembentuk kalimat baik dari segi strukturnya (segmental maupun dari segi unsur-unsur pelengkapnya (suprasegmental). Sintaksis perlu dipelajari karena ilmu ini mempelajari tata bentuk kalimat yang merupakan kesatuan bahasa terkecil yang lengkap. Sintaksis berhubungan dengan unsur bahasa lain yang ada keterkaitannya dengan unsur pembentuk kalimat. Unsur tersebut antara lain fonem, kata, intonasi serta kesenyapan dan kontur.
Secara keseluruhan makalah ini meliputi hakikat kata, jenis-jenis kata, rangkaian fonem sebagai pembentuk kata, perbendaharaan kata sebagai wujud dari kumpulan kata, istilah, serta kata kiasan dan kata sebenarnya. Pembahasan mengenai frase meliputi hakikat frasa, perbendaan frasa dengan kata majemuk, dan jenis-jenis frasa berdasarkan distribusinya. Adapun pembahasan materi frasa meliputi hakikat klausa dan ciri-cirinya. Sedangkan pembahasan mengenai kalimat meliputi hakikat kalimat dan pembagian kalimat. Berdasarkan jumlah klausa yang membentuknya.
1. Pengertian Sintaksis
Sintaksis dalam bahasa Belanda Syntaxis, dalam bahasa Inggris syntax dan dalam bahasa Arab nahwu ialah imlu bahasa yang berbicara tentang hubungan antar unsur bahasa untuk membentuk sebuah kalimat. Itu sebabnya dalam bahasa Indonesia (BI) sintaksis disebut juga ilmu tata kalimat. Sintaksis adalah pembahasan tentang frase, kllausa, kalimat sebagai kesatuan sistemisnya. Dalam sintaksis kita berbicara tentang kesatuan yang lebih besar dari kata, yaitu frase, klausa dan kalimat. Sintaksis morfologis adalah bagian dari tata bahasa atau gramatika. Orang yang ahli bahasa disebut linguis dan semua pembicaraan yang bersifat linguistic disebut linguistis.
2. Kata
Kata adalah kesatuan bahasa terkecil yang membentuk kalimat. Kata dibagi menjadi 2, yaitu yang mengandung makna leksikal dan makna gramatikal atau makna struktural. Jenis pertama dapat dikenal melalui arti atau maknanya seperti orang, rumah. Makna kata-kata itu yatiu makna leksikalnya dapat dicari dalam kamus.
Dalam tata bahasa tradisional, kata adalah kesatuan bahasa terkecil yang mengandung arti atau makna. Dalam tata bahasa struktural, unsur bahasa terkecil adalah morfem. Morfem itu mengandung bauk makna leksikal maupun makna gramatikal.
Kata dapat dibedakan atas kata dasar, kata turunan, kata ulang, dan kata majemuk.
Kata dasar adalah bentuk sederhana yang belum diberi tambahan apa-apa. Kata turunan adalah kata-kata dasar yang sudah diberi tanbahan berupa prefik, infiks, sufiks, konfiks, atau gabungan tambahan-tambahan itu. Kata ulang atau reduplikasi ialah kata dasar yang diulang baik tanpa bubuhan maupun dengan bubuhan. Kata mejemuk adalah kata yang terdiri atas dua unsur, tetapi mengandung satu pengertian.
Kata terdiri dari rangkaian fonem yang teratur sesuai dengan kaidah bahasa yang bersangkutan. Dalam bahasa Indonesia, kata dapat terdiri atas dua fonem seperti di, ke, tiga fonem seperti ini, itu, empet fonem seperti tadi, batu, saya, lima fonem seperti ambil, tarik, dan seterusnya. Fonem dalam bahasa Indonesia ada dua macam yaitu fonem vokal dan fonem konsonan.
Kata adalah unsur bahasa terkecil yang bermakna atau berfungsi, yang membentuk frase, klausa, dan kalimat. Kumpulan kata dalam suatu bahasa disebut perbendaharaan kata bahasa itu. (vocabulary, Ing.) yang terdiri atas kata-kata asli dan kata-kata yang diserap yang diserap dari bahasa lain. Bahasa Indonesia menyerap kata-kata dari bahasa-bahasa daerah yang ada di indonesia seperti, dari bahasa Jawa, Sunda, dan Minangkabau. Juga menyerap kata-kata asing seperti kata-kata dari bahasa Arab, Sansekerta, Belanda, Portugis, Cina dan Tamil. Kata-kata serapan itu baik ejaan maupun lafalnya disesuaikan dengan ejaan dan lafal bahasa Indonesia.
Istilah adalah kata yang mengandung makna khusus, makna tertentu yang tidak bergantung pada konteks. Dalam kalimat bagaimanapun, arti istilah itu tetap. Contohnya istilah morfologis, sintaksis, morfofonemik, dan alomorf bukan kata-kata umum yang dapat dipahami oleh siapa saja. Istilah-istilah tersebut merupakan istilah bahasa yang hanya dikenal oleh orang yang mempelajari ilmu bahasa.
3. Frase atau frasa
Frase atau frasa (dari bahasa Inggris phrase) adalah kesatuan bahasa yang lebih besar daripada kata karena frase selalu terdiri atas dua patah kata atau lebih. Perpaduan kata-kata itu menimbulkan makna baru. Frase bentuknya sama dengan kata majemuk karena sama-sama terdiri atas paduan dua kata. Namun, frase berbeda dari kata majemuk (compound, Ing). Bila komponen-komponen frase tetap mempertahankan identitasnya yaitu maknanya sendiri, maka komponen kata mejemuk dapat kehilangan maknanya sama sekali.
Frase berdasarkan distribusinya terbagi atas frase endosentrik dan frase eksosentrik. Dikatakan endosentrik bila distribusi frase itu sama dengan distribusi komponennya baik kedua-duanya atau salah satunya. Frase endosentrik terbagi lagi atas : Frase endosentrik koordinatif, frase endosentrik atributif, dan frase endosentrik apositif.
Hubungan antara unsur-unsur frase itu menentukan makna antarunsurnya, misalnya frase nominal, frase verbal, frase adjektiva, frase adverbial, frase numeralia, dan frase preposisional.
4. Klausa
Klausa adalah kesatuan bahasa yang terdiri atas dua bagian yang berfungsi sebagai subjek dan predikat. Bisa terdiri atas dua kata, bisa juga lebih. Namun, klausa yang terdiri atas subjek dan predikat itu baru dapat berubah menjadi kalimat apabila diberi intonasi final. Klausa tidak memiliki intonasi final, jika dituliskan tanpa tanda baca akhir titik, tanda tanya, dan tanda seru, yang terpenting dalam klausa adalah predikatnya.
5. Kalimat
Kalimat adalah kesatuan bahasa terkecil yang lengkap. Dikatakan lengkap sebab kalimat itu dapat berdiri sendiri dan dapat dipahami sebab ada maksudnya. Unsur kalimat yang terpenting dan mesti ada ialah unsur yang menduduki fungsi subjek dan predikat. Sedangkan bahasa lisan dibantu dengan intonasi, oleh mimik, dan gerak-gerik tubuh, yang tidak terdapat dalam bahasa tulis. Unsur lain yang membantu pengertian adalah situasi.
Kalimat yang terdiri atas satu klausa disebut kalimat ekaklausa atau kalimat tunggal. Kalimat yang terdiri atas beberapa klausa disebut kalimat poliklausa atau kalimat majemuk.
Intonasi dalam kalimat memainkan peranan penting karena menunjukkan bahwa ka,imat itu berisi pemberitahuan, pertanyaan, permintaan, ajakan, harapan atau perintah.
Dalam bertutur, setiap tiba pada akhir kalimat ada kesenyapan. Sesudah itu baru kita lanjutkan lagi dengan kalimat berikut.
Kontur adalah bagian dari arus ujaran yang diantarai oleh kesenyapan. Kontur-kontur itu diapit oleh kesenyapan. Ada kalimat yang terdiri atas satu kontur diapit oleh kesenyapan awal dan kesenyapan akhir. Kesenyapan di antara dua kontur yang berlangsung dalam waktu yang pendek disebut kesenyapan antara, kesenyapan non final.
Kalimat yang hanya terdiri dari atas predikat, objek, pelengkap atau keterangan disebut kalimat minor atau kalimat yang terdiri atas sepatah kata atau sebuah frase sebagai jawaban atas pertanyaan. Sedangkan kalimat yang memiliki unsur utama atau pokok, yaitu subjek dan predikat disebut kalimat mayor.
Kalimat inti ialah kalimat yang dianggap sebagai kalimat asal. Biasanya kalimat yang lengkap, yang ber-S dan ber-P juga ber-O kalau P itu serba transitif. Berpelengkap bila predikatnya itu serba intransitive. Adapun kalimat lain yang dapat diturunkan dari kalimat inti disebut kalimat transformasional.
Kalimat dapat ditinjau dari tiga tataran yaitu tataran fungsi, tataran kategori, dan tataran peran. Menurut fungsinya struktur kalimat dibagi atas subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Menurut kategorinya, jenis kata pembentuk kalimat dibagi atas verbal, nominal, adjektiva, adverbia, pronomina, numeralia, preposisi, konjungsi, artikel, interjeksi. Menurut peran semantis unsur-unsurnya, kalimat dibagi atas peran agentif, objektif, benefaktif, predikatif lokatif, temporal, final, kausal, kondisional, komparatif, konsesif, dan konsekutif.
Jenis kalimat dapat dibagi-bagi berdasarkan pada segi isi atau amanat, segi kelas kata predikatnya, segi bentuk verbal predikatnya, segi susunan S dan P nya, segi kelengkapan fungsinya, segi jumlah klausa pembentuknya, dan segi hubungan anarklausanya.
Unsur fungsi kalimat tidak selalu lengkap, tetapi ada yang dilesapkan baik karena unsur itu sudah diketahui sehingga tidak perlu disebutkan lagi, atau unsur yang sama itu muncul dua kali, maupun hanya fungsi tertentu yang diperlukan hadir misalnya dalam kalimat perintah atau jawaban. Kalimat jenis ini disebut kalimat lesapan atau rapatan.
Kata ingkar ialah kata yang menyatakan pengingkaran, penolakan, penindakan. Dalam bahasa Indonesia, ada 4 patah kata yang menyatakan pengingkaran yaitu tidak, belum, bukan, dan jangan. Ada beberapa kata lagi yang dapat menyatakan pengingkaran yaitu kata tanpa, mustahil, tak, tiada.

STRUKTUR BAHASA INDONESIA : SINTAKSIS
A. Pendahuluan

Sintaksis bertolak dari dua teori linguistik, Yaitu : 1) Linguistik deskriptif yang membagi ilmu bahasa menjadi dua bagian, yaitu fonem dan grammar, 2) Linguistik Struktural, yang membagi linguistik menjadi 4 cabang utama, yaitu fonetik, fonemik, morfemik, dan grammar. Sintaksis merupakan salah satu cabang tata bahasa (grammar) membicarakan struktur kalimat, klausa dan frasa.
Secara umum, linguistik dapat dibagi menjadi dua bagian, Yaitu:
1. Fonologi, yang meneliti fonem-fonem dan urutan-urutan fonem.
2. Tata Bahasa yang menggarap masalah-masalah morfem serta penggabungan-penggabungannya mencakup morfologi dan sintaksis
Sementara menurut Francis ada empat cabang utama linguistik struktural, yang meliputi : fonetik, fonemik, morfemik, grammar.
B. Batasan Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir dan terdiri atas klausa (cook, 1971 :39-40 : elson and Pickett, 1969:82)

C. Klasifikasi Kalimat
Kalimat dapat diklasifikasi berdasrkan :
a. Jumlah dan jenis klausa yang terdapat pada dasar, dibedakan atas : Kalimat tunggal, kalimat bersusun, kalimat majemuk
b. Struktur internal klausa utama (Kalimat sempurna dan tidak sempurna)
c. Jenis respons yang diharapkan (Kalimat pernyataan, kalimat pertanyaan, dan kalimat perintah)
d. Sifat hubungan aktor-aksi (kalimat aktif, pasif,medial, dan resiprokal)
e. Ada atau tidaknya unsur negatif pada frasa verbal utama (Kalimat Afirmatif, Kalimat negatif)
f. Kesederhanaan dan kelengkapan dasar (kalimat Formata, Kalimat Transformata, dan kalimat deformata)
g. Posisi dalam percakapan( kalimat Situasi, kalimat urutan, kalimat jawaban)
h. Konteks dan jawaban yang diberikan (kalimat salam, kalimat panggilan, kalimat seruan, kalimat pertanyaan, kalimat permohonan, kalimat pernyataan)

From → Uncategorized

Tinggalkan sebuah Komentar

Tinggalkan komentar